Beranda | Artikel
Musuh-Musuh Tauhid
1 hari lalu

Musuh-Musuh Tauhid adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Minhaj Al-Firqah an-Najiyah wa ath-Tha’ifah Al-Manshurah. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abdullah TaslimM.A. pada Sabtu, 2 Muharram 1447 H / 28 Juni 2025 M.

Kajian Tentang Musuh-Musuh Tauhid

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا ۚ…

“Dan demikianlah Kami jadikan bagi setiap nabi itu musuh, dari kalangan setan-setan, manusia maupun jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan indah yang menipu.” (QS. Al-An‘am [6]: 112)

Ini adalah ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang permusuhan yang senantiasa dihadapi oleh para Nabi dan Rasul, termasuk juga pengikut mereka. Permusuhan ini datang dari tokoh-tokoh masyarakat, orang-orang yang tidak menerima dakwah tauhid ketika ditegakkan. Setiap nabi mengalaminya. Allah Subhanahu wa Ta’ala  memperingatkan Nabi-Nya yang mulia, Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, bahwa permusuhan ini tidak hanya menimpa beliau, tetapi juga telah menimpa nabi-nabi sebelumnya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

فَإِن كَذَّبُوكَ فَقَدْ كُذِّبَ رُسُلٌ مِّن قَبْلِكَ جَاءُوا بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ وَالْكِتَابِ الْمُنِيرِ

“Maka jika mereka mendustakanmu (wahai Rasul), sungguh telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum engkau. Padahal mereka datang dengan membawa mukjizat-mukjizat yang nyata, kitab-kitab (zabur), dan kitab yang memberi penjelasan (kepada mereka).” (QS. Ali ‘Imran [3]: 184)

Sudah merupakan ketentuan bahwa dakwah tauhid akan selalu dimusuhi, sebagai bentuk ujian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun, Allah-lah yang akan menjamin penjagaan dan perlindungan bagi mereka. Di antara hikmah dari ujian ini adalah agar orang-orang yang mengenal tauhid dan mempelajari ilmu agama tidak bersandar kepada kemampuan diri sendiri, kekuatan pribadi, atau makhluk lain, sekuat dan sehebat apapun backingan (pelindung) mereka. Tapi mereka hanya bergantung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semata. Justru ini yang menyempurnakan keimanan mereka.

Dalam ayat lain, yaitu Surah Al-Furqan ayat ke-31, Allah Subhanahu wa Ta’ala  mengabarkan tentang hal ini:

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ ۗ وَكَفَىٰ بِرَبِّكَ هَادِيًا وَنَصِيرًا

“Dan demikianlah Kami jadikan bagi setiap nabi (juga berlaku bagi pengikutnya) itu musuh dari kalangan orang-orang yang durhaka (suka menentang). Dan cukuplah Rabbmu sebagai pemberi hidayah dan penolong.” (QS. Al-Furqan [25]: 31)

Allah Subhanahu wa Ta’ala  menjamin bahwa meskipun musuh-musuh dakwah itu selalu ada, jika seseorang memiliki tauhid yang benar, senantiasa bersandar kepada Allah, dan berpegang teguh kepada agama-Nya, maka Allah akan menolongnya. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Tafsir Ibnu Katsir tentang ayat ini: “Allah akan berikan pertolongan kepada orang yang mengikuti petunjuk Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beriman kepada Al-Qur’an, membenarkannya dan mengikuti petunjuknya.”

Jadi, agama ini memang Allah jadikan sebagai penjaga, dan tauhid kepada Allah adalah sebaik-baik penolong.

Syaikh Utsaimin Rahimahullahu mengataka ada 2 macam musuh dakwah tauhid:

At-Tasykīk (التشكيك) Yaitu membuat kerancuan, menebarkan syubhat, serta menyebarkan pemahaman-pemahaman yang merusak aqidah. Hal ini dilakukan secara halus. Namun, Allah menjamin sebagai pemberi hidayah, untuk membongkar syubhat tersebut. Tentunya kita harus mempelajari agama ini.

Al-‘Udwān (العدوان) Yaitu permusuhan secara terang-terangan, berupa penyiksaan fisik, penganiayaan, dan tindakan permusuhan nyata terhadap para pendakwah tauhid. Dalam hal ini, Allah juga menjamin. Cukuplah Allah sebagai penolong, karena jika Allah menolong seseorang, tidak ada satu pun makhluk yang dapat mengganggunya. Dalam ujian seperti ini, orang-orang yang bertauhid akan diuji sejauh mana mereka menjadikan rasa takut hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semakin kita bersandar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidak kepada makhluk, maka semakin sempurna pertolongan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada kita.

Jadi inti ayat ini menjelaskan tentang permusuhan dari orang-orang yang membenci dakwah tauhid bahwa ini dialami oleh para nabi dan para rasul, bahkan dialami oleh nabi kita yang mulia Nabi Muhammad  Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Padahal apa kurangnya mereka menegakkan dakwah? Mereka sempurna dalam ilmu, amal dan juga doa. Apalagi kita yang penuh dengan kekurangan dan kelemahan?

Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu Rahimahullahu ta’ala berkata: “Dengan hikmah-Nya yang sempurna dan tinggi, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan musuh-musuh bagi para nabi dan juga bagi orang-orang yang menegakkan dakwah tauhid. Musuh-musuh dari kalangan setan yang berupa jin yang akan membisikkan kepada setan dari kalangan manusia mereka bekerja sama saling membisikkan kesesatan, keburukan dan kebatilan. Tujuannya jelas untuk menyesatkan manusia dan menghalangi mereka dari tauhid.”

Musuh tidak dicari dan tidak boleh kita mencari musuh. Tapi ketika kita berhadapan dengannya -itu pasti ada- maka kita harus bersabar, tetap harus menegakkan petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul ‘Alaihimush Shalatu was Salam.

Permusuhan terhadap tauhid jelas merupakan perkara yang diharamkan. Tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala orang yang mengikuti tipu daya setan ini untuk memusuhi orang-orang yang menegakkan tauhid dan ini akan selalu ada jadi musuh-musuh dari kalangan setan jin.

Upaya setan dari kalangan jin dan manusia ini berhasil memperdaya banyak manusia, kecuali orang-orang yang dijaga oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala terbukti banyak orang yang terjerumus dalam perbuatan syirik banyak orang-orang yang memusuhi dakwah tauhid. Yang paling mending keadaan mereka adalah orang-orang yang tidak memusuhi dakwah tauhid tapi tidak paham tauhid yang benar.

Maka tauhid merupakan seruan dakwah para nabi ‘Alaihimush Shalatu was Salam kepada kaumnya pertama kali, karena memang tauhid adalah merupakan asas landasan utama yang dibangun dalam dakwah Islam. Dakwah harus ditegakkan dengan mensucikan Allah dari perbuatan syirik. Maka, dalam dakwah ada sikap berlepas diri dari perbuatan syirik, hingga kita ketahui bahwa bahkan peperangan di jalan Allah pun disyariatkan untuk menegakkan tauhid dan menghilangkan kesyirikan. Tujuannya adalah agar agama ini hanya untuk Allah semata, dan ibadah hanya ditujukan kepada-Nya.  Inilah asal asas utama landasan utama yang dibangun di atasnya dakwah Islam.

Orang-orang yang kemudian menyampingkan dakwah tauhid dengan alasan-alasan seperti  “memecah belah umat” dan “banyak yang tidak  minat (dengan dajwah tauhid) , maka memang terbukti dakwah seperti ini sedikit yang menyukainya, padahal ini justru yang merupakan sumber dari segala kebaikan, sumber pertolongan dari Allah sumber kekuatadan dan penjagaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala  syarat diterimanya amal dari semua pertimbangan dan sudut pandang ini merupakan dakwah yang mulia sesuai dengan fitrah manusia. Tapi banyak orang-orang yang berpaling darinya kecuali orang-orang yang benar-benar setia mengikuti petunjuk para nabi dan para rasul.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak penjelasan yang penuh manfaat ini..

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/55280-musuh-musuh-tauhid/